Hallo dears, apa kabar? semoga kalian sehat selalu ya.
Btw, tulisan ini aku tulis murni pendapatku, jika ada yang perlu dikritik silakan saja. Aku terbuka akan itu. Semua yang aku ceritakan base of my experience yah.
Tiga tahun berkecimpung dalam dunia feminis bukanlah hal yang cukup mudah bagi ku. Pergejolakan batin dan logika yang sering ga selaras membuat aku terus berpikir apakah aku harus berhenti disini atau terus lanjut. Ternyata aku menemukan jawaban dari semua pertanyaan ku dari beberapa orang yang aku temui. Dan aku memutuskan untuk keluar dan menjalankan cara ku sendiri.
Setelah menganalisis dan mengamati lebih dalam, beberapa organisasi yang ku lihat mereka menerapkan pendekatan "maskulinitas" untuk merebut kekuasaan. Walaupun tidak semunya bisa digeneralisasikan. Memang tidak ada yang salah menyuarakan kesetaraan gender sebagai isu penting dalam diri seseorang. Tetapi kita bisa melakukan pendekatan secara soft bukan? dengan memainkan unsur logika yang kita punya. Dibandingkan dengan pendekatan "otot" yang berujung pada pelabelan negatif.
Satu tahun yang lalu, aku sempat sharing sama teman ku yang berkuliah di Mesir. Ada banyak silogisme dan pendekatan argumentatif yang aku dapatkan darinya. Cukup memberikan pencerahan bagi ku yang terus bertanya-tanya tentang hal ini.
"Ka, aku mau tanya bagaimana pendekatan mu tentang Feminisme dalam kajian Islam?" Aku rasa aku cukup beruntung bertemu dengannya dengan ilmu tafsir dan fiqih yang dia miliki.
" Tergantung prespektif kita memandangnya qin. Tapi kalo kamu pakai cara pendekatan Islam ada beberapa hal yang bertentangan dalam kaidah dan aturan baku Islam"
"Contoh spesifikasinya, seperti apa tuh ka?"
"Gini, kebanyakan sebagian orang yang menyuarakan kesetaraan gender mereka turun ke jalan-jalan untuk melakukan demonstrasi bukan? sebenarnya itu ga salah. Coba kamu telaah lagi, cara-cara yang mereka pakai itu "maskulin". Apalagi jika suara yang dilontarkan itu cukup besar. Dalam Islam suara perempuan itu bagian dari "Aurat" kita sebagai perempuan harus menjaga "Marwah" kita. Kamu sudah paham kan konteks yang aku analogikan?"
"Oke ka, cukup paham"
Dari kesimpulan itu aku bisa mengambil beberapa case dalam Aturan Baku Islam yang tidak bisa dirubah oleh sekalipun. Dengan dasar sedikit ilmu fiqih perempuan yang sedang aku pelajari. Aku paham mengapa allah, memberikan aturan itu. Semua itu pasti demi kebaikan umatnya.
Dengan melakukan penyuaraan tadi terkadang kita lupa bahwa kita sendiri masuk ke dalam dunia "Ikhtilat" yang aku sendiri ga sadar, bahwa terkadang aku melupakan nilai itu.
Konsep yang diagungkan "my body is my choice" terdengar positif dan bisa menjadi negatif. Memang otoritas tubuh kita, itu adalah kendali kita sendiri. Namun, terkadang hal ini memiliki pemaknaan negatif. Otoritas yang kita punya seakan kita bebas memakai baju apapun itu. Jika terjadi pelecehan seksual, jangan menyalahkan korban. Tapi salahkan pelaku, yang tidak bisa mengontrol "hawa nafsu". Bukankah didalam Islam perempuan dan laki-laki juga harus saling bekerja sama menjaga fitrahnya? Walaupun mereka memakai pakaian syar'i bukan jadi jaminan, bahwa perempuan tersebut aman. Makanya allah memerintahkan umatnya untuk saling menjaga.
Aturan baku berpakaian sudah diatur oleh Allah dalam Fiqih Perempuan jadi kita ga sepenuhnya bebas akan itu. Ada anggapan yang bilang dengan tubuh yang kita punya kita bisa bebas melakukan seks sebelum menikah dengan siapapun. Sebuah pertentangan yang sangat aku tidak suka. Filosofi barat yang menganut asas liberalisme untuk diaplikasikan ke budaya Timur itu sangat tidak sinkron. Justru kalimat ini yang memberikan pemaknaan tentang seks bebas. Yang jelas-jelas sudah allah larang.
Memang baik sekali memberikan ruang untuk membela hak asasi manusia. Sebuah hal positif yang bisa kita suarakan. Rasanya pergolakan batin di hati ketika berdiskusi dengan seseorang yang berbeda visi dengan kita. Namun, aku tetap terbuka dengan mereka untuk melihat dari sudut pandang mereka. Pembelaan terhadap kaum LQBTQ+ itu sudah jelas-jelas Allah larang. Materi SOGIESC yang aku pelajari, sejujurnya tidak bisa aku aplikasikan dalam hidupku. Untuk teman-teman yang selalu berdiskusi tentang ini. Aku sejujurnya tidak menyetujui hal ini dan menolak secara garis keras. Aku hanya menghargai pendapat kalian. Tolong jangan memaksa untuk menyetujui argumentatif mu. Semua orang punya pandangan dan gagasan berbeda.
Aku tetap terbuka untuk menghargai mereka terhadap hak-hak mereka sebagai manusia dan kaum minoritas. Tapi tidak dengan orientasi seksualnya. Karena Islam hanya mengenal "heteroseksual" laki-laki dan perempuan. Allah sudah menuliskan dalam Al-Quraan bahwa " laki-laki tidak boleh menyerupai perempuan dan perempuan tidak boleh menyerupai laki-laki" kitab suci yang menulisnya bukan Hadits ataupun Ijma dan Qiyas. Jadi sebuah aturan baku yang tidak bisa diganggu gugat.
Memiliki teman dengan ragam berbeda itu adalah sebuah bentuk pembelajaran untuk menghormati dan toleransi. Bukan menghancurkan prinsip dan Aqidah yang kita miliki.
Dua tahun yang lalu aku juga berdiskusi hebat dengan seseorang yang mengajarkan aku dan mengubah pemikiran ku secara struktural. Dia menentang ku, dan bersikeras untuk aku segera keluar dari hal itu. Kita berdebat panjang dan beberapa pandangan.
"Kamu tau perempuan dalam Islam itu sangat dihargai Qina, Allah menyuruh perempuan untuk memakai hijab itu pasti ada maksudnya. Fiqih perempuan yang ada itu untuk kebaikan perempuan. Aku harap kamu segera keluar dari tempat itu."
Terkadang, aku melihat ini dari kaca mata Feminisme. Sebagian orang yang menganut paham ini beranggapan bahwa Islam adalah ajaran yang "Feodal dan Patriarki" yang pada akhirnya membawa mereka untuk pindah ke agama baru atau memilih untuk menjadi seorang " ateisme atau agnostik". Setelah aku telaah dengan dua sudut pandang aku menemukan kebenarannya.
Aku menemukan jawaban dari pertanyaan yang aku tanyakan
Kenapa nabi itu laki-laki dan beberapa kekhalifahan di dunia itu laki-laki?
Lantas, jika laki-laki boleh poligami kenapa perempuan tidak boleh poliandri?
Jika allah menuliskan malaikat tanpa jenis kelamin, kenapa ciri-ciri yang dimiliki seperti seorang laki-laki?
Sebuah pertanyaan diluar nalar, yang ustadz ku sendiri masih bingung menjawabnya. Mohon maaf ya ustadz hehe. Tapi sekarang aku sudah menemukan jawabannya. Terima kasih untuk semua tokoh yang sangat berarti bagi ku sekarang. Aku bersyukur allah mempertemukan ku dengan kalian.
Kalian, simpulan aja yang ceritaku sendiri. Sekarang juga aku masih dalam tahap belajar. Jadi feel free jika ada yang memiliki pendapat berbeda. See you nextt pagee all 🙌
Komentar
Posting Komentar